Saputra Ticket & Travel

Sabtu, 28 Maret 2015

Bandar Udara Sultan Thaha Syaifuddin, Jambi

Bandar Udara Sultan Thaha adalah bandar udara yang terletak di Kota Jambi, provinsi Jambi, Indonesia. Bandara ini mulai bulan April 2007 dikelola oleh PT. Angkasa Pura II, yang sebelumnya dikelola oleh Dinas Perhubungan Provinsi Jambi. Saat ini ada 4 maskapai penerbangan yang setiap harinya melakukan penerbangan sebanyak 12 kali, diantaranya Garuda Indonesia,Citilink,Lion Air dan Sriwijaya Air. Nama bandara ini diambil dari nama Sultan Thaha Syaifuddin, seorang pahlawan Nasional Indonesia dari Jambi.

Bandara ini dibangun pada masa penjajahan dengan nama Lapangan Terbang Paalmerah. Mulai tahun 2011 ini. Bandara Sultan Thaha akan ditingkatkan kemampuannya untuk melayani penumpang pesawat yang terus meningkat serta peningkatan panjang dan lebar landasan (Panjang dan lebar saat ini 2.220 meter dan 30 meter dan akan ditambah menjadi 2.400 meter dan 45 meter). Peningkatan landasan ini dilakukan untuk melayani pesawat-pesawat berbadan lebar, terutama dari Garuda Indonesia. Pihak Angkasa Pura juga akan menambahkan peralatan Instrument Landing System (ILS) yang dapat membantu pesawat mendarat dalam cuaca buruk. ILS adalah peralatan yang wajib dipasang di bandar udara berstandar internasional, sama seperti tujuan peningkatan bandar udara ini, yaitu menjadikan Sultan Thaha sebagai bandara internasional. 
 
 
sumber : wikipedia

Selasa, 24 Maret 2015

Terganjal UU, Menpar Tetap Berharap Bebas Visa Bisa Resiprokal

Rencana pemerintah membebaskan visa bagi turis dari 30 negara, terganjal UU yang mewajibkan azas resiprokal atau timbal balik. Meski begitu Menpar Arief Yahya tetap pede kebijakan ini bisa berjalan.

"Nah, ini semoga diumumkan oleh presiden, resiprokal barengan," ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya usai jumpa pers Side Events Peringatan Konferensi Asia Afrika 2015 di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Selasa (24/3/2015).

Arief menjelaskan berdasarkan undang-undang, memang seharusnya kebijakan bebas visa itu berlaku resiprokal. Tetapi, karena untuk bisa resiprokal secara menyeluruh itu prosesnya lama, Arief mengklaim Indonesia bisa memberikan bebas visa kepada turis asing terlebih dahulu.

"Jadi berdasarkan UU resiprokal, tapi dalam prakteknya bisa kita memberi dulu. Kalau resiprokal itu kayak ayam sama telur, enggak selesai-selesai," jelas Arief.

Ia menyebutkan memang ada dua azas yang berlaku dalam hal ini, yaitu azas manfaat dan azas timbal balik. Untuk sementara, Indonesia menggunakan azas manfaat terlebih dahulu dengan memberikan bebas visa. Ke depannya, barulah Indonesia akan meminta negara lain memberikan kebebasan visa kepada turis Indonesia.

"Azasnya kan 2, azas manfaat sama timbal balik. Nah, manfaat dulu yang kita pakai. Sementara itu kita akan meminta negara yg bersangkutan untuk melakukan hal yang sama," kata Arief.

Arief menyebutkan bahwa nantinya akan ada Peraturan Presiden mengenai kebijakan bebas visa ini. Kebijakan ini diharapkan akan segera berlaku pada bulan April 2015 agar peningkatan kunjungan wisman bisa segera dirasakan tahun ini.

"Harus April, kalau enggak, enggak akan bisa kita nikmati tahun ini," kata Arief.


sumber : detik.com

Stasiun Semarang Tawang, Semarang

Stasiun Semarang Tawang (kode SMT) adalah stasiun induk di Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang yang melayani kereta api eksekutif dan bisnis. Kereta api ekonomi tidak singgah di stasiun ini. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api besar tertua di Indonesia setelah Semarang Gudang dan diresmikan pada tanggal 19 Juli 1868 untuk jalur Semarang Tawang ke Tanggung. Jalur ini menggunakan lebar 1435 mm. Pada tahun 1873 jalur ini diperpanjang hingga Stasiun Solo Balapan dan melanjut hingga Stasiun Lempuyangan di Yogyakarta. Dulu, selain ada rel ke Stasiun Semarang Gudang, terdapat juga rel menuju Demak.

Stasiun ini mempunyai keunikan, yaitu jika saat musim kemarau stasiun ini memiliki ketinggian 2 m, namun tidak saat musim penghujan, yang turun hingga 0 m, karena stasiun ini sering terkena air rob saat musim hujan tiba. Keunikan lainnya yang ada di stasiun ini adalah lagu Gambang Semarang yang dimainkan dengan piano; menandai kereta akan datang.


sumber : wikipedia

Jumat, 13 Maret 2015

Berburu Tiket Promo di Indonesia Travel Fair

Indonesia Travel Fair akan menyediakan fasilitas bagi para traveler untuk melakukan travel domestik maupun mancanegara. Demikian disampaikan Panca R. Sarungu, Chief Executive Officer RajaMICE saat konferensi pers di Hotel The Sultan, Jakarta, Rabu (11/3/2015).
Indonesia Travel Fair (ITF) adalah re-brand dari Indonesia Travel & Holiday Fair (ITHF) yang telah dilaksanakan sebanyak 14 kali. Merupakan travel fair berskala nasional yang menyediakan fasilitas bagi para traveler untuk berangkat dengan tiket dan penawaran yang menarik.
Pembukaan yang dilakukan pada Jumat (13/3/2015) dan akan berlangsung selama 3 hari. Mulai tanggal 13 hingga 15 Maret 2015 di Hall B Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta.
"Liburan sekolah, banyaknya liburan panjang di 2015 serta mempersiapkan destinasi dalam Liburan menjelang hari Raya Idul Fitri semuanya memerlukan ide dalam satu atap," kata Panca.
Indonesia Travel Fair bekerja sama dengan Garuda Indonesia dan BNI. Kerja sama ini digagas oleh RajaMICE sejak tahun 2009. Selain itu juga didukung anak perusahaan Garuda Indonesia, Citilink yang selalu memberikan harga terbaik untuk rute perjalanan domestik.
Dalam acara travel fair ini akan dihadiri oleh beberapa travel agent seperti Bayu Buana, Dwidaya, TX-Travel, Obaja, Best Tour, Cruise Center, ATS Vacation, HIS Tour, Raptim Tour dan Alia Wisata.

sumber : www.kompas.com

Minggu, 08 Maret 2015

Stasiun Gambir, Jakarta

Stasiun Gambir (kode: GMR) adalah stasiun kereta api terbesar di Daerah Khusus Ibukota JakartaIndonesia dan terletak diGambir, Gambir, Jakarta Pusat. Stasiun ini dibangun pada dasawarsa 1930-an dengan nama Stasiun Koningsplein dan mendapatkan renovasi secara besar-besaran pada 1990-an. Stasiun ini mempunyai 4 jalur. Stasiun Gambir melayani transportasi kereta api untuk tujuan-tujuan utama di Pulau Jawa. Di stasiun ini, tersedia pula bus DAMRI untuk menujuBandara Soekarno Hatta. Stasiun ini berada di Daerah Operasi I Jakarta.
Di wilayah Weltevreden terletak di sebelah kanan Gereja Willem di Koningsplein Oost, kini Medan Merdeka Timur, pada tahun 1871 merupakan halte Koningsplein (halte Lapangan Raja). Halte kereta api ini terdapat beberapa ratus meter di selatan dari tempat Stasiun Gambir kini berada. Haltenya dikelola sampai tahun 1884 oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij. Bangunannya berbentuk kecil dan sangat sederhana. Halte itu kemudian digantikan oleh Stasiun Weltevreden, yang dibuka pada tanggal 4 Oktober 1884 di tempat Stasiun Gambir kini berada. Sampai tahun 1906, merupakan stasiun pemberangkatan untuk tujuan Bandung dan Surabaya. Gedungnya mempunyai atap yang bertumpu pada bantalan besi cor menurut rancangan SS (Staatsspoorwegen), demikian keterangan pada tahun 1881. NIS hingga saat itu tidak menempatkan atap-atap jenis tersebut, sementara SS telah menempatkannya di beberapa tempat.
Pada tahun 1928, setelah pengambilalihan SS di tahun 1913, stasiun itu diperbesar dan satu tahun kemudian mengalarni perubahan besar-besaran di mana tampak luar bangunan dengan gaya art-deco. Atap penutup diperpanjang pada tahun 1928 hingga ke sisi utara sepanjang 55 meter. Kemudian pada tahun 1937 stasiun itu diresmikan sebagai Stasiun Batavia Koningsplein dan kemudian bernama Gambir.

sumber : wikipedia

Selasa, 03 Maret 2015

Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru

Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II (IATAPKUICAOWIBB) adalah sebuah bandar udara yang terletak di Kota Pekanbaru dan sebelumnya bernama Bandara Simpang Tiga. Bandara ini memiliki luas 321,21 ha. Dalam rangka menyambut PON XVII pada tahun 2012, bandara ini diperluas sehingga dapat menampung pesawat yang lebih besar. Bandara ini juga menjadi home-base bagi Skuadron Udara 12 TNI AU. Nama bandara ini diambil dari nama Sultan Syarif Kasim II, seorangpahlawan Nasional Indonesia dari Riau.

Bandar udara Sultan Syarif Kasim II (SSK. II) Pekanbaru adalah bandara peninggalan Sejarah dari zaman kemerdekaan melawan penjajah Belanda dan Jepang. Saat itu di sebut “Landasan Udara” dimana landasan tersebut masih terdiri dari tanah yang di keraskan dan di gunakan sebagai Pangkalan Militer. Awalnya Landasan pacunya adalah dari Timur menuju Barat dengan nomor runway 14 dan 32. Pada awal kemerdekaan di bangun landasan pacu baru yang terbentang dari arah utara menuju selatan dengan nomor runway 18 dan 36. Panjang landasan lebih kurang 800 meter dengan permukaan landasan berupa kerikil yang di padatkan. Pada tahun 1950 landasan pacu di perpanjang menjadi 1.500 meter, dan pada tahun 1967 landasan di mulai proses pengaspalan Runway, Taxi, dan Apron setebal 7 cm serta pertambahan panjang landasan sepanjang 500 meter.

Pada tahun 2009 lalu, Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II telah dimulai peluasan Bandara Sultan Syarif Kasim II oleh pihak Angkasa Pura II yang bekerja sama dengan pemerintah provinsi Riau. Peluasan ini diselesaikan pada akhir 2011 dan dibangun sebagai persiapan menghadapi Pekan Olah Raga Nasional (PON) yang digelar pada 2012. Peluasan ini dilakukan karena dinilai tidak lagi dapat menampung jumlah penumpang melalui menggunakan Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II yang setiap tahunnya semakin meningkat.


sumber : wikipedia